Monday, 31 March 2014

Indonesia Mandiri


Dilihat dari sudut tertentu, kontrol pemerintah terhadap internet begitu penting untuk perkembangan negara itu sendiri. Pembatasan seperti di China di mana Google dan Twitter dilarang diakses masyarakat, berimbas pada meningkatnya kreatifitas anak negeri.



Masyarakat China tentunya ingin menikmati layanan sejenis. Maka dibuatlah tandingan Google: Baidu, dan juga situs mikro blogging sejenis Twitter: Sina Weibo. Kedua produk itu tumbuh begitu pesat. Satu hal penting: mereka adalah produk dalam negeri.


Di Indonesia tahun 2006, ketika IGOS (Indonesia Go Open Source) telah dideklarasikan, pemerintah malah membuat MoU siluman dengan Microsoft. Dalam MoU itu adalah pemerintah akan membeli lisensi 117.480 Microsoft Office dan 35.496 Microsoft Windows. Nilai lisensi yang harus dibayar lebih dari 300 milyar. Nasib IGOS terbengkalai. Microsoft menekan Indonesia atas dasar, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pembajakan terbesar di dunia. Masa perusahaan bisa menekan suatu negara?


Seharusnya tagline seperti ‪#‎BeraniLebihBaik‬‪#‎DemiIndonesia‬,‪#‎IndonesiaBangkit‬‪#‎NasionalismeUnggul‬‪#‎IndonesiaHebat‬, seharusnya bukan hanya milik partai-partai atau capres tertentu. Tagline itu harus dimiliki seluruh bangsa Indonesia. Dan bukan hanya tagline, semangatnya harus dicerminkan dalam aktivitas dan segala karyanya, untuk Indonesia lebih mandiri.

No comments:

Post a Comment