Monday, 21 April 2014

Anak Muda dan Perasaannya

Akhir-akhir ini, banyak teman yang curhat ke saya tentang perasaan (Agak risih jika memilih diksi “percintaan”). Mengapa begini dan mengapa begitu. Mengapa si dia cuek dan si dia tidak perhatian. Itu contoh kasus yang dalam masa pacaran. Apakah laki-laki merasakan sesuatu jika diperhatikan perempuan? Ini contoh pertanyaan dari teman perempuan yang sedang kasmaran. Pertanyaan lainnya? Banyak.

Kalian tahu, salah satu hal menjengkelkan dalam menasehati anak-anak muda yang sedang kasmaran adalah, ketika sudah berbusa-busa menjelaskan nasehat-nasehat yang sangat masuk akal, kemudian mereka menjawab “iya juga sih...”, lalu tidak lama kemudian mereka kembali berpikir dengan tidak masuk akal. Saya tahu cinta sering tidak masuk akal. Tapi cobalah membuatnya make sense.


Lagipula, kenapa mereka begitu bersemangat menceritakan masalah perasaannya, baik itu kesenangan atau penderitaan? Usia mereka masih panjang. 20 tahun adalah masa-masa emas untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Kalau kita memilih untuk terus belajar dan memilih untuk menjadi seorang laki-laki atau perempuan terhormat, maka lawan jenis kita akan lebih menghormati kita. Standar Tuhan dalam kitabnya sudah sangat jelas: Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik. Begitu pula sebaliknya.

Dari 7 milyar populasi bumi, Allah sudah menunjuk satu di antaranya untuk mendampingi kalian, cepat atau lambat. Tugas kita hanyalah memantaskan diri. Sibukkanlah diri dengan kegiatan lain. Siapa yang tahu di antara sekian banyak kesibukan itu kalian bertemu jodoh?

Selagi muda, perbanyaklah pertemanan, perluas jaringan, bangun kepercayaan, tampilkan diri kalian sebagai pribadi unggul, bisa bersaing di bidang apapun. Umur terlalu singkat jika yang dipikirkan hanya masalah sepele seputar cinta. Ada masanya cinta berubah dari hal 'sepele' menjadi 'episode paling penting' dalam kehidupan kita. Jangan mendahului episode yang didesain Tuhan.

Jangan sibuk memikirkan orang lain. Memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkan kita adalah salah satu pekerjaan bodoh yang sering dilakukan oleh anak-anak muda yang mengaku berpendidikan sekalipun. Melupakan orang tua yang (hampir pasti) selalu memikirkan anak-anaknya adalah pekerjaan bodoh yang sering dilakukan anak-anak muda yang mengaku berpendidikan sekalipun.


Itu... !

No comments:

Post a Comment