Wednesday 27 July 2016

Anies Baswedan dan Muhadjir Effendy

Dua puluh bulan tentu saja tidak akan cukup untuk melunasi janji kemerdekaan. Tetapi paling tidak, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pak Anies Baswedan telah sedikit demi sedikit mencicil untuk melunasi janji kemerdekaan tersebut dalam waktu yang relatif singkat. Apresiasi yang tinggi patut diberikan untuk pak Anies, sebagai inspirator anak-anak muda Indonesia.
Prof. Muhadjir Effendy, sebagai pengganti pak Anies, memang belum familiar di kalangan awam, kecuali (mungkin) bagi warga Muhammadiyah. Beliau adalah salah satu Ketua PP Muhammadiyah periode 2015-2020 yang menangani bidang pendidikan.

Di forum-forum internet, banyak yang menyinggung 'ketidaksetaraan' antara pak Anies dan pak Muhadjir. Pak Anies memang sudah kelewat populer bagi banyak orang yang memerhatikan dunia pendidikan kita, jika bandingannya pak Muhadjir. Ini hanya soal blow up media. Tentu saja kita lebih banyak melihat pak Anies wara-wiri di media nasional ketimbang pak Muhadjir.

Setiap tokoh pastinya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tetapi terlalu dini untuk menilai bahwa pak Muhadjir 'tidak sebanding' dengan pak Anies. Pak Muhadjir, ketika menjabat sebagai rektor UMM, telah membawa kampus tersebut sukses besar. Karirnya yang dimulai sebagai karyawan honorer, dengan proses yang sangat panjang kemudian menjadi orang nomor satu di UMM, juga merupakan sesuatu yang luar bisa.
Keduanya merupakan tokoh hebat. Masyarakat, khususnya pelaku pendidikan, menanti kebijakan-kebijakan Pak Muhadjir. Pak Anies, seperti biasa, pasti akan selalu hadir dengan ide-idenya yang brilian dan inspiratif, di manapun 'rumah baru'-nya nanti.

No comments:

Post a Comment