Generasi 'Meledek Nama Orang Tua'

Ketika akan pergi ke Gunung Salak naik angkot, ada 4 orang anak SD baru pulang sekolah dan naik angkot yang saya tumpangi. Tak lama setelah itu, ada seorang penjual kue yang naik angkot juga. Sepertinya si ibu baru saja selesai berjualan dan akan pulang ke rumahnya.

Si ibu bertanya pada salah satu anak "Kamu anaknya mang Endang yah?" Anak yang lain (bukan anak yang ditanya) menjawab "Iya bu, anaknya bi Eros". Si anak yang tadi menjawab itu balik bertanya pada si ibu penjual kue "Kalo yang ini bu?" Si Ibu berpikir, tak bisa menebak. "Mang Ciwok, bu. Bi Ida. Kenal kan???"



Saya hanya senyum-senyum saja. Sebetulnya tidak tahan ingin tertawa, haha...

Teringat sewaktu SMP, ada teman-teman saya yang rajin menghafal nama-nama orang tua kami dan dijadikan bahan ledekan. Sampai-sampai, sepertinya mereka hafal semua nama orang tua murid di kelas kami. Kadang saya juga ikut-ikutan menyebut nama teman dengan nama orang tuanya, hehehe...

Menginjak Aliyah, guru kami, guru mata pelajaran al-Qur'an al-Hadits, sering mengabsen kami beserta nama orang tua kami. Kebiasaan itu, tanpa direncakan, berlanjut. Pernah suatu ketika saya dan teman-teman berkunjung ke rumah salah satu teman. Ada teman saya yang keceplosan memanggil teman yang menjadi tuan rumah dengan nama orang tuanya. Padahal kondisinya sedang berada di rumah dan orang tuanya berada disitu. Haduhhh betapa repotnya ya kalau sudah kebiasaan :D

Tapi alhamdulillah kebiasaan jelek itu tidak terbawa sampai kuliah dan sampai saat ini, hehe... Yang saya tertawakan sekaligus hal yang menyedihkan adalah, ternyata generasi sekarang masih melanjutkan kebiasaan kami meledek nama teman dengan nama orang tuanya.

Ampuni kami ya Allah... :)